$results={3}

Kisah Inspiratif Elmi Sumarni Ismau : Berjuang Demi Hak Disabilitas

 

Takdir menjadi disabilitas bukanlah keinginan setiap manusia. Karena manusia sewajarnya dilahirkan menjadi individu yang sempurna secara jasmani. Penyandang disabilitas pada dasarnya sama seperti kita semua. Mereka memiliki hak yang setara dalam segala hal, termasuk pendidikan dan pekerjaan yang akan berguna kelak mereka dewasa nanti. 

Bicara tentang disabilitas, aku jadi teringat tentang cerita adik Ignas Carly, seorang siswa di SDN Rangga Watu, Nusa Tenggara Timur. Walaupun ia memiliki keterbatasan, ia sama sekali tidak merasakan diskriminasi di sekolahnya. Hal ini karena pendidikan inklusif di sekolahnya didukung penuh oleh guru-guru yang memahami arti pentingnya pendidikan itu adalah hak setiap anak, tak terkecuali untuk siswa disabilitas seperti Ignas dan beberapa orang teman di sekolahnya.

Masih di provinsi yang sama, tepatnya di Kupang, yang merupakan sebuah kota sekaligus ibukota provinsi Nusa Tenggara Timur. Ada seorang pejuang wanita, sahabat difabel dari Kupang, bernama Elmi Sumarni Ismau. Seorang penyandang disabilitas yang mendapatkan penghargaan Satu Indonesia Award dari ASTRA di tahun 2021. Walaupun begitu, ia tak sama dengan adik Ignas yang lahir dalam kondisi disabilitasnya. 

Kisah inspiratif elmi sumarni ismau berjuang demi hak disabilitas
Pic : @elmiismau

Elmi mengalami kondisi disabilitas di saat ia sedang bergabung menjadi sukarelawan untuk belajar mengenai isu disabilitas di Perkumpulan Tuna Daksa Kristiani (PERSANI) Nusa Tenggara Timur. Sebuah kecelakaan besar di tahun 2010 silam merenggut anggota tubuhnya dengan paksa. Namun ia tak gentar, justru Elmi mengambil hikmah dari kejadian tersebut untuk lebih berperan dalamnya.

Sepak terjang sejak Elmi menjadi disabilitas, membuka cakrawalanya bahwa banyak yang harus diperjuangkan agar teman-teman disabilitas bisa mendapatkan hak yang sama tanpa harus dibeda-beda kan. Sewaktu ia mengikuti lomba kepenulisan, Elmi menuliskan beberapa mimpinya yang sangat inspiratif salah satunya adalah membantu menghapuskan isu disabilitas dengan mendirikan gerakan difabel melalui sebuah organisasi.


Elmi dan GARAMIN NTT yang Inspiratif

Pucuk dicinta ulam tiba, di bulan Februari tahun 2020 ia bersama teman-teman disabilitas dan satu non disabilitas mendirikan sebuah organisasi nirlaba dan independen, bernama Gerakan Advokasi Transformasi Disabilitas untuk Inklusi atau GARAMIN NTT. Tujuan didirikan GARAMIN adalah untuk memperjuangkan hak disabilitas yang selama ini masih diperlakukan tidak adil oleh masyarakat. 

Elmi dan organisasi Garamin ntt yang inspiratif
Pic : @elmiismau

Tujuan lainnya adalah mengubah cara pandang masyarakat terhadap penyandang disabilitas yang selama ini dianggap tidak mampu mengerjakan apa pun dan butuh belas kasihan. Sehingga mereka dianggap dengan stigma negatif oleh beberapa kalangan sebagai kaum “kelas dua”. Oleh karenanya dengan adanya GARAMIN ini, bukan hanya hak teman disabilitas saja yang diperjuangkan, namun juga mengubah pola pikir masyarakat agar lebih positif lagi kedepannya, bahwa teman disabilitas mampu berkarya dan mandiri sama halnya dengan orang normal. 


Dimulai Saat Pandemi Covid-19

Program kerja GARAMIN dimulai ketika pandemi Covid-19 beberapa tahun yang lalu, dengan aktif memberikan berbagai bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan khususnya para penyandang disabilitas yang mengalami masa sulit di saat Covid dan juga adanya layanan vaksin gratis. Selain itu GARAMIN NTT ikut memberikan bantuan saat musibah badai Seroja menerjang di bulan April 2021.

Garamin ntt yang menginspirasi
Pic : @garamin_ntt

Langkah proaktif Elmi, selaku pemimpin GARAMIN terlihat melalui idenya yang optimis salah satunya dalam membantu memperjuangkan hak kesetaraan perempuan dan perlindungan anak disabilitas. Bersama GARAMIN memfasilitasi teman-teman penyandang disabilitas khususnya perempuan dan anak-anak di wilayah Kupang, Nusa Tenggara Timur untuk terkait dalam program pemerintah tanpa terkecuali.

Melibatkan seluruh penyandang disabilitas di dalam acara bermasyarakat seperti hari anak nasional, hari pemuda dan yang terbaru perayaan kemerdekaan 17 Agustus lalu, pun turut digalakkan oleh GARAMIN. Ini karena mereka merupakan bagian yang tak terpisahkan dari bangsa yang juga berhak mendapatkan kesempatan yang sama dalam berkontribusi dan merayakannya.

Dikutip dari sebuah penggalan kalimat di medsos GARAMIN ini yang membuatku kagum. “Mampu, bukan berarti memungkinkan. Penyandang disabilitas bukan berarti tidak mampu”. Para penyandang disabilitas memiliki kemampuan dan potensi yang luar biasa, yang harus kita dukung dan fasilitasi agar mereka dapat berkembang dan bersaing secara setara. Ya, setuju sekali, karena dengan bersama-sama kita dapat mewujudkan Indonesia yang inklusif, saling menghargai dan adil secara merata tanpa ada perbedaan. 

Semoga dengan cerita inspiratif ini, membuka kesempatan untuk Elmi-Elmi lainnya untuk turut memperjuangkan hak disabilitas masyarakat di daerahnya.


Sumber :

-https://www.goodnewsfromindonesia.id/2023/10/18/cerita-inspiratif-elmi-sumarni-ismau-dan-garamin-ntt

https://www.idntimes.com/life/inspiration/anjar-triananda-ramadhani-1/kisah-inspiratif-elmi-sumarni-ismau-c1c2

https://www.kompasiana.com/benedictusadithia9482/64e740d918333e5b7d396d82/elmi-sumarni-ismau-menyemai-semangat-inklusi-bagi-penyandang-disabilitas-di-ntt




3 komentar

  1. Salut dengan kak Elmi yang berjiwa besar, karena tidak banyak orang yang dapat mengambil hikmah dari sebuah bencana apalagi yang dialaminya sendiri. Selain itu kak Elmi juga berjuang untuk disabilitas lainnya. Semoga apa yang diimpikan kak ELmi dan diperjuangkannya terwujud

    BalasHapus
  2. Amiinn...semoga apa yang dilakukan oleh mbak Elmi Sumarni menjadi inspirasi bagi para perempuan Indonesia untuk lebih memperhatikan penyandang disabilitas. Sukses terus untuk Gerakan Advokasi Transformasi Disabilitas untuk Inklusi atau GARAMIN nya. Masya Allah.

    BalasHapus
  3. Saya sendiri lebih suka untuk menggunakan istilah difabel, different abled people. Mereka mereka harus diberikan hak yang sama, dan bukan selalu dianggap sebelah mata. Semoga GARAMIN bisa terus mengedukasi masyarakat akan hal ini

    BalasHapus